Thumb

Sejarah SMA Negeri 1 Yogyakarta

SMA Negeri 1 Yogyakarta telah melewati perjalanan panjang sejak masa Belanda hingga sekarang. Sekolah yang dikenal dengan nama “Teladan” ini mengawali langkahnya pada tahun 1930, dengan bentuk Algemeene Midlebaar School A Afdeling Yogyakarta (AMS). Sekolah ini berada pada jenjang pendidikan menengah atau middlebaar onderwijs (Sumarsono Moestoko, 1985: 114). AMS A Afdeling Yogyakarta berdiri sebagai penyederhanaan dari AMS A Jurusan Sastra Barat (Wester Letterkundige Afdeling) di Bandung dan AMS Jurusan Sastra Timur  (Ooster Letterkundige Afdeling) di Surakarta.

Kegiatan belajar mengajar pada masa AMS A ini dilaksanakan di Jalan A.M. Sangaji. Lokasinya kini berada di sebelah utara SMK Negeri 2 Yogyakarta. Direktur sekolahnya adalah DR. W.F. Stutterheim.  Direktur pada periode berikutnya adalah DR. J.S. Schoutten, DR. C. Hoykaas (pakar Sastra Melayu), dan DR. Terbraak.

Semua sekolah lanjutan menengah tingkat atas dilarang pada masa Jepang. Sekolah-sekolah lanjutan di Yogyakarta dibuka kembali pada permulaan tahun ajaran 1942-1943. AMS A dan AMS B dipersatukan, selanjutnya disebut SMT. Pemimpin pertama sekolah ini adalah R.J Katamsi, lalu R. Sugardo, Dr. Priyono juga pernah memimpin SMT tersebut. Perubahan AMS menjadi SMT berarti suatu kemunduran, sebab bagian A maupun bagian B pelajarannya merosot (Sutrisno Kutoyo, 1997: 315).

Konsep sekolah AMS A Afdeling ini tetap dilanjutkan setelah Indonesia merdeka. SMA Bagian A yang berdiri pada tahun 1951 merupakan wujud dari penerus AMS A Afdeling. SMA Bagian A menempati gedung di Jalan Jati 2, sekarang menjadi Jalan C. Simanjuntak (Sri Sutjianingsih, 1981). Pada saat yang sama, Pamong dan Guru SMA Bagian A juga mendirikan SMA Bagian A “Perjuangan”  yang menampung eks pelajar pejuang yang menempati gedung SMP 5 Jalan Wardani, masuk sore. Tidak lama kemudian SMA Bagian A Perjuangan (SMA 2/A) masuk pagi berdampingan dengan SMA Bagian A ‘Afdeling ( SMA 1/A).

Apabila di zaman sekarang, kita mengenal SMA Negeri 1 Yogyakarta sebagai SMA Teladan, hal ini tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada tahun 1957. SMA 1/A dan SMA 2/A dilikuidasi menjadi SMA Teladan dengan SK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  No. 128079/s tanggal 16 Des. 1957. Perubahan inilah yang menandai ditempatinya gedung baru di Jalan Pakuncen (Jalan HOS Cokroaminoto 10), yang hingga saat ini dipergunakan SMA Negeri 1 Yogyakarta.  Direktur pertama pada periode ini adalah Bapak Purwoko S.H.

Perubahan nama sekolah kembali terjadi pada tahun 1962. SMA Teladan berganti nama menjadi SMA 1  berdasarkan SK Menteri P dan K No. 34/SK/b III tanggal 30 November 1962. Seusai perubahan pada tahun 1962 ini, dalam perjalanannya, SMAN 1 ditunjuk sebagai Sekolah Unggulan dengan SK Kepala Kanwil Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 097a/I.13/O/Kpts/1995 tanggal 24 Mei 1995.

Tahun pelajaran 2001/2002 ditandai dengan  pelaksanaan Program Percepatan Belajar (Akselerasi) berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen Depdiknas RI Nomor 511/C/Kp/MN/2002. Periode tahun 2000-an ini SMA Negeri 1 Yogyakarta membuka Program Kelas Bertaraf Internasional dan menjadi Cambridge Center, dengan Center Number ID  071 mulai tahun ajaran 2004/2005. Tahun ajaran ini juga menandai dimulainya sekolah ini sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sampai dengan tahun  2013.

Penerima bantuan pemerintah untuk Sekolah Literasi, maupun Sekolah Rujukan dan penerima piagam penghargaan Kemenkum HAM sebagai sekolah yang berintegritas khususnya pelaksanaan ujian nasional.

Referensi tambahan:

Soegarda Poerbakawatja. 1970. Pendidikan dalam Alam Indonesia Merdeka. Jakarta: Gunung Agung.

Sri Sutjianingsih, Sutrisno Kutoyo. 1981. Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen P&K.

Sumarsono Moestoko, dkk. 1985. Pendidikan Indonesia dari Jaman ke Jaman. Jakarta: Balai Pustaka.

Sutrisno Kutoyo. 1997. Sejarah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

 

(edited by Rosita Nur A)